"Sampang Disikat, Pamekasan Dibiarkan: L-KPK Sorot Arogansi Bea Cukai"

"Sampang Disikat, Pamekasan Dibiarkan: L-KPK Sorot Arogansi Bea Cukai"

Senin, 04 Agustus 2025, Agustus 04, 2025


Presnews.my.id / Sampang - Lembaga Komunitas Pengawas Korupsi (L-KPK) Madura melontarkan kritik keras terhadap kinerja Bea Cukai Pamekasan yang dinilai tebang pilih dalam memberantas peredaran rokok ilegal di wilayah Madura. Ketua L-KPK Madura, H. Sujai, menuding institusi tersebut hanya berani bertindak di daerah kecil seperti Sampang, sementara memilih bungkam terhadap aktivitas pabrik rokok ilegal di wilayah kekuasaannya sendiri.


“Saya apresiasi penyegelan gudang rokok ilegal di Camplong, Sampang. Tapi yang kami pertanyakan, kenapa Bea Cukai seperti macan ompong saat menghadapi pelanggaran di wilayahnya sendiri? Di Pamekasan malah adem ayem,” sentil Sujai, Minggu (3/8).


Menurutnya, penindakan yang dilakukan terkesan hanya simbolik dan menyasar daerah yang lemah secara politik dan ekonomi, sementara ‘kandang mafia’ rokok ilegal justru dilindungi. Ia menyoroti keberadaan pabrik rumahan PR Sekar Anom di Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Pamekasan, yang diduga kuat memproduksi rokok merek GEBOY Flavour tanpa pita cukai dan tetap bebas beroperasi hingga kini.


“Ada apa dengan PR Sekar Anom? Produksi tetap jalan, tidak ada penindakan. Ini menimbulkan kecurigaan kuat: apakah ada pembiaran? Atau malah ada oknum yang bermain? Jangan sampai rakyat menilai Bea Cukai hanya garang pada rakyat kecil, tapi tunduk pada pengusaha nakal yang dibekingi kekuatan gelap,” tegasnya.


Pada akhir Juli 2025 lalu, Bea Cukai menyegel sebuah gudang rokok ilegal di Camplong, Sampang, dan menyita dua mesin produksi tanpa izin resmi. Namun, langkah ini justru menuai sorotan karena dinilai tidak konsisten dan diskriminatif. L-KPK menilai, penyegelan di Sampang justru menegaskan lemahnya keberanian aparat dalam menindak pelanggaran serupa di Pamekasan.


“Kami desak Bea Cukai turun ke PR Sekar Anom. Jangan cuma beraninya di Sampang, tapi ciut nyali di Pamekasan. Kalau ini terus dibiarkan, kami tidak segan menggerakkan aksi besar-besaran sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan hukum,” ancam Sujai.(Wir) 

TerPopuler