Presnews.my.id/Sampang – Hiruk-pikuk warga memadati Alun-Alun Trunojoyo sejak fajar menyingsing, Minggu (3/8/2025). Jantung Kota Bahari itu kembali jadi magnet ribuan masyarakat yang datang bukan hanya untuk berolahraga, tapi juga menikmati udara segar, berinteraksi sosial, hingga berburu jajanan khas Sampang.
Tak heran jika ruang publik terbesar se-Madura ini kian menjelma sebagai pusat aktivitas warga setiap akhir pekan.
Dari anak-anak berseragam olahraga, remaja yang jogging, hingga lansia yang rajin senam ringan—semuanya larut dalam semangat menjaga kesehatan di bawah sinar matahari pagi. Aktivitas di sepanjang jogging track hingga taman bermain mencerminkan budaya hidup sehat yang kini mulai mengakar di tengah masyarakat.
“Susah cari waktu buat olahraga di hari biasa, jadi Minggu pagi wajib jogging. Sekalian refreshing,” ujar Nurul (45), warga Rongtengah, yang tampak segar usai menyelesaikan satu putaran.
Sementara Jumadi (55), warga Gunung Sekar, mengaku tak pernah absen hadir di alun-alun setiap Minggu. “Usia boleh bertambah, tapi badan harus tetap aktif. Olahraga itu kunci,” katanya sembari tertawa.
Dibangun megah di masa kepemimpinan Bupati H. Slamet Junaidi, Alun-Alun Trunojoyo yang terletak strategis di Jl. Wijaya Kusuma, tepat di depan Pendopo Bupati, kini jadi ikon baru Sampang: kota yang semakin terbuka, hijau, dan ramah publik.
Tak hanya warga yang menikmati manfaatnya, para pedagang kaki lima juga turut meraup rejeki. Seperti Pak Samkik (50), penjual minuman giras yang saban akhir pekan selalu kebanjiran pembeli. “Biasanya jam 9 pagi sudah ludes. Habis olahraga pasti haus dan lapar,” ujarnya sambil melayani pelanggan.
Pantauan Saktehnews.com, suasana semakin semarak dengan hadirnya deretan lapak makanan tradisional—mulai dari soto madura, nasi bungkus, nasi pecel, hingga es kelapa muda. Aroma kuliner lokal berbaur dengan riuh tawa anak-anak, menciptakan atmosfer penuh kehidupan.
Kini, Alun-Alun Trunojoyo tak sekadar menjadi paru-paru kota, melainkan ruang hidup yang mempertemukan seluruh lapisan masyarakat. Ia menjadi simbol wajah baru Sampang: sehat, inklusif, dan penuh semangat kebersamaan.
Di tengah derasnya arus modernitas, denyut kehidupan masyarakat tetap berakar kuat di ruang-ruang publik seperti ini—tempat di mana semangat untuk terus bergerak dan bertumbuh tak pernah padam.(Wir)