Presnews.my.id|Sampang – Dugaan pemotongan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) di Desa Pacanggaan, Kecamatan Pangarengan, kian menguat dan menyeret Pj Kepala Desa dalam tanda tanya besar. Saat dimintai konfirmasi, Pj Kades Pacanggaan hanya memberikan jawaban singkat, datar, dan dianggap tidak kredibel: “Tidak ada pemotongan.”
Namun pernyataan itu terbantahkan oleh kesaksian warga yang justru mengaku menjadi korban.
Sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan tegas menyebut bahwa mereka dimintai potongan oleh oknum desa. Praktik tersebut disebut berlangsung rapi, terselubung, namun telah terjadi berulang setiap kali bantuan cair. Pengakuan warga ini jelas bertolak belakang dengan klaim Pj Kades yang mengaku “tidak tahu apa-apa”.
Minimnya respons dan tidak adanya klarifikasi detail dari Pj Kades justru memunculkan kecurigaan baru. Ketidaktahuan seorang pimpinan desa atas dugaan pungli terhadap rakyat miskin dinilai tidak masuk akal, bahkan dianggap sebagai indikasi adanya pembiaran maupun upaya menutupi praktik kotor di internal desa.
“Kalau beliau bilang tidak tahu, lalu bagaimana dengan kami yang jelas-jelas dipotong? Ini sangat janggal. Jangan-jangan ada sesuatu yang memang sengaja ditutup-tutupi,” ungkap salah satu warga yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Pengamat tata kelola desa menilai, sikap Pj Kades yang seolah lepas tangan justru mempertebal dugaan adanya pungutan liar atau bahkan pemerasan. Dalam konteks BLT-DD—bantuan yang diperuntukkan bagi warga paling rentan—ketidaktahuan bukan sekadar masalah administrasi, melainkan kegagalan moral sekaligus indikasi lemahnya kontrol internal desa.
Warga pun mendesak pemerintah kecamatan, inspektorat, hingga aparat penegak hukum untuk turun melakukan penyelidikan mendalam, bukan sekadar menunggu laporan formal. Mereka menegaskan bahwa BLT-DD adalah hak rakyat, bukan ladang bagi oknum untuk memperkaya diri.
Kasus ini kini menjadi perhatian publik. Bagi masyarakat Pacanggaan, satu hal sudah jelas: pernyataan singkat Pj Kades bukan jawaban, melainkan pemicu semakin kuatnya dugaan pemerasan terhadap rakyat kecil.(Wir)
