"Sekolah Alam An Nahla Hadirkan Pendidikan Berbasis Alam dan Karakter Religius"

"Sekolah Alam An Nahla Hadirkan Pendidikan Berbasis Alam dan Karakter Religius"

Senin, 09 Juni 2025, Juni 09, 2025

  



Bogor, Presnews.my.id - Sekolah Alam An Nahla yang berada di Desa Kalisuren, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, resmi mengembangkan jenjang pendidikan dasar (SD) untuk tahun ajaran 2025/2026. Sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Jam’iyyatul Mujahidat ini mengusung pendekatan pembelajaran berbasis alam, religius, dan sosial sebagai diferensiasi utama dari lembaga pendidikan konvensional di wilayah urban Bogor.


Ketua Yayasan Jam’iyyatul Mujahidat, Hj. Maria Ulfah Anshor, menyampaikan bahwa transformasi menuju konsep Sekolah Alam telah dirintis sejak Juli 2023 dan diresmikan oleh Ketua Jaringan Sekolah Alam Nasional. 


"Kami ingin menghadirkan pendidikan yang menyatu dengan fitrah alam dan memperkuat hubungan vertikal dengan Sang Pencipta serta hubungan horizontal antar sesama manusia. Ini bukan sekadar konsep, tapi menjadi fondasi pembelajaran di An Nahla," ujar Hj. Maria Ulfah yang juga merupakan Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) ini kepada wartawan, Minggu (8/06/25).


Didirikan pertama kali pada 2009, TK An Nahla telah melalui dua kali proses akreditasi dengan hasil memuaskan. Setelah sempat ditutup pada 2022, sekolah kembali dibuka pada 2023 dengan semangat baru sebagai Sekolah Alam. Dengan luas lahan hampir satu hektare, fasilitas yang dimiliki meliputi ruang kelas terbuka, taman bermain alami, masjid (yang sedang dalam proses renovasi), serta area perkebunan edukatif yang disebut “Green Lab”.


Lilik Suryani, S.Pd, Kepala SD An Nahla, menjelaskan bahwa sekolah mereka memberikan pembelajaran yang tidak hanya berpusat di dalam kelas. “Kami menggabungkan kegiatan Tahfidz, coding, melukis, hingga public speaking sebagai bagian dari program unggulan. Anak-anak tidak hanya diajak belajar, tetapi juga bertumbuh secara holistik sesuai fitrahnya,” katanya.


Ida Siswanti, S.Pd, Kepala TK An Nahla, menambahkan bahwa konsep naturalistik sangat efektif dalam mengembangkan potensi anak. Guru hanya sebagai fasilitator, sementara lingkungan sekitar menjadi laboratorium belajar. "Anak-anak belajar dari daun, serangga, dan sampah organik yang mereka olah sendiri menjadi kompos untuk menanam sayur di kebun sekolah," jelasnya.


Metode pembelajaran berbasis observasi serta pendekatan sosial spiritual menjadi kekuatan utama sekolah ini. Guru-guru TK, Nur Fitri Amalia dan Yanti, menjelaskan bahwa pembelajaran dilakukan melalui kegiatan langsung di alam dan tidak terikat pada buku teks semata.


Respons positif datang dari para orangtua siswa. Halimah, salah satu wali murid TK, menyatakan bahwa anaknya kini jauh lebih aktif dan berkembang secara sosial setelah bersekolah di An Nahla.


"Dulu anak saya susah bersosialisasi, suka menyendiri. Tapi setelah sekolah di An Nahla, dia lebih ceria, senang ke sekolah, bahkan sering cerita tentang kegiatan tanam-menanam dan teman-temannya,” ujar Halimah.


Sementara itu, Novi, orangtua dari siswa berkebutuhan khusus, menuturkan bahwa anaknya yang mengidap hipotiroid berhasil menemukan kenyamanan belajar setelah gagal beradaptasi di sekolah formal sebelumnya.


"Kami sempat trauma karena anak kami tidak diterima dengan baik di sekolah sebelumnya. Tapi di An Nahla, anak saya merasa diterima, dipahami, dan tumbuh dengan bahagia. Guru-gurunya sabar sekali dan sangat suportif,” tutur Novi dengan haru.


Nevisra Viviqni, pemerhati pendidikan yang juga rekan Hj. Maria Ulfah, turut memberikan apresiasi terhadap pendekatan Sekolah Alam An Nahla. Ia mengungkapkan pengalamannya berdialog dengan sejumlah orangtua yang anak-anaknya berkebutuhan khusus atau mengalami trauma belajar akibat pengalaman negatif di sekolah sebelumnya.


“Saya temui seorang anak yang dulunya tidak mau sekolah karena trauma. Tapi setelah belajar di An Nahla, anak itu kini sudah mau tamat TK dan terlihat sangat aktif. Bahkan ibunya terkejut karena ternyata anaknya punya kemampuan melukis yang luar biasa—bisa menggambar objek secara detail hanya dengan melihatnya sekali,” ujar Nevisra.


Ia menekankan bahwa sistem pendidikan konvensional sering kali tidak mampu mengenali potensi tersembunyi anak-anak yang dianggap berbeda.


"Kita terlalu sering menyamaratakan anak-anak. Padahal, setiap anak—baik normal maupun berkebutuhan khusus—punya cara belajar yang berbeda. Sekolah seperti An Nahla ini adalah alternatif penting untuk mereka bertumbuh tanpa tekanan, tapi tetap dengan nilai dan arah yang kuat,” tegasnya.


Nevisra juga menggarisbawahi bahwa Sekolah Alam seperti An Nahla sepatutnya menjadi ruang inklusif, tanpa perlakuan diskriminatif terhadap anak-anak yang dianggap berbeda.


“Kita tidak boleh membedakan anak-anak hanya karena kebutuhan khususnya. Jika mereka dibesarkan di lingkungan yang ramah, maka mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan produktif di masyarakat,” tambahnya.


Sekolah Alam An Nahla membuka pendaftaran untuk tahun ajaran 2025/2026 dengan kuota terbatas, yaitu 22 siswa per kelas dan dua guru per kelas. Pendaftaran dapat dilakukan secara langsung maupun melalui akun Instagram resmi sekolah.


Dengan pendekatan yang menyeluruh terhadap spiritualitas, lingkungan, dan pengembangan karakter anak, Sekolah Alam An Nahla menjadi salah satu alternatif pendidikan unggulan di tengah kepadatan kawasan perumahan Kabupaten Bogor. (Red) 

TerPopuler