terutama lembaga pendidikan yang secara langsung membina anak-anak usia dini. Fenomena yang semakin sering ditemukan di lingkungan perumahan, seperti anak-anak yang mulai mencoba merokok, meningkatnya aksi tawuran yang kini melibatkan anak sekolah dasar, hingga maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak, membuat berbagai pihak merasa perlu melakukan langkah pencegahan yang lebih serius dan terarah. Untuk menjawab kondisi tersebut, TPA Muhammad Al Fatih yang berlokasi di Villa Indah Pulo Timaha B2B No. 1 dan 45, Babelan, Bekasi Utara, menggelar kegiatan Sosialisasi Kenakalan Anak pada Jumat, 14 November 2025, yang dikemas menarik dan ramah anak.
Acara ini menghadirkan Pendongeng Anak Nasional, Kak Harris—yang memiliki nama lengkap Harris Rizki—seorang pendongeng berpengalaman yang telah melakukan roadshow edukasi ke berbagai kota besar di Indonesia seperti Bekasi, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Kalimantan, hingga Surabaya. Kehadiran Kak Harris memberi warna berbeda pada sosialisasi yang biasanya dilakukan melalui ceramah formal. Dengan metode dongeng interaktif, ekspresi kuat, dan gaya komunikasi yang dekat dengan dunia anak-anak, pesan moral tentang bahaya kenakalan disampaikan dengan cara yang menyenangkan namun tetap membekas.
Fenomena kenakalan anak yang kian meresahkan menjadi latar belakang utama kegiatan ini. Kasus anak di bawah umur yang mulai merokok bukan lagi hal yang jarang ditemui di lingkungan Babelan. Beberapa rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan anak-anak kecil membeli dan mengisap rokok di warung. Di sisi lain, aksi tawuran yang sebelumnya banyak melibatkan remaja kini mulai merambah anak sekolah dasar yang ikut-ikutan perilaku kakak kelasnya. Lebih mengkhawatirkan lagi, laporan mengenai pelecehan seksual terhadap anak meningkat dan kebanyakan terjadi dalam lingkup dekat—baik itu tetangga, kenalan keluarga, bahkan remaja setempat yang belum dewasa. Situasi ini mendorong lembaga pendidikan seperti TPA Muhammad Al Fatih untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai batasan tubuh, cara melindungi diri, dan pentingnya menghindari pergaulan yang salah.
Kegiatan sosialisasi ini menjadi semakin hidup dengan kehadiran Ayis, boneka lucu dan menggemaskan yang selalu menemani Kak Harris dalam setiap penampilannya. Melalui Ayis, Kak Harris menyampaikan berbagai pertanyaan yang sering dialami anak-anak dalam kehidupan sehari-hari. Seperti saat Ayis bertanya, apakah boleh menerima ajakan merokok dari teman, bagaimana jika ada seseorang yang mengajak ke tempat sepi, hingga bagaimana reaksi yang benar ketika ada orang yang menyentuh tubuh tanpa izin. Pertanyaan-pertanyaan sederhana itu dijawab Kak Harris dengan bahasa yang sangat mudah dipahami, sehingga anak-anak bukan sekadar mendengar, tetapi benar-benar memahami pesan yang disampaikan.
Aulia, guru TPA Muhammad Al Fatih sekaligus pengundang utama dalam kegiatan ini, menjelaskan bahwa pihaknya merasa sangat bertanggung jawab untuk memberikan edukasi yang tepat kepada anak-anak sejak dini. Menurutnya, tantangan lingkungan sosial saat ini semakin kompleks, sehingga metode pembelajaran harus menyesuaikan perkembangan zaman. Ia mengungkapkan rasa bahagia karena akhirnya dapat mendatangkan Kak Harris yang dianggap mampu menyampaikan pesan moral dengan cara yang menarik. Aulia mengatakan bahwa anak-anak tampak sangat antusias dan bersemangat selama acara berlangsung. Bahkan beberapa anak datang kepadanya setelah acara dan berkata bahwa mereka ingin Kak Harris mendongeng setiap hari di TPA mereka.
Setelah acara berlangsung, momen paling mencuri perhatian adalah ketika Ayis, boneka pendamping Kak Harris, menjadi pusat kerumunan anak-anak. Mereka berlari mendekat, memeluk, menyentuh, hingga meminta foto bersama Ayis. Suasana TPA berubah menjadi sangat riuh namun penuh kegembiraan. Para guru dan orang tua yang hadir pun turut menikmati suasana tersebut karena melihat langsung betapa besar pengaruh pendekatan dongeng dalam menguatkan pemahaman moral anak-anak.
Meskipun dikemas dengan penuh tawa dan suasana ceria, inti acara ini tetap menekankan pesan moral yang kuat. Anak-anak diajak memahami bahaya merokok bagi kesehatan, dampak buruk tawuran terhadap masa depan mereka, pentingnya memilih teman yang baik, serta cara mengenali dan menolak tindakan pelecehan seksual. Pesan-pesan tersebut disampaikan melalui cerita, perilaku karakter, dan contoh situasi nyata yang dibuat ringan agar tidak menimbulkan ketakutan. Dengan metode seperti ini, anak-anak dapat mencerna pesan yang cukup berat dengan cara yang jauh lebih mudah dan menyenangkan.
Acara sosialisasi ini menjadi bukti bahwa pendekatan edukasi yang tepat dapat menghasilkan dampak yang signifikan bagi perkembangan karakter anak. TPA Muhammad Al Fatih berharap kegiatan seperti ini dapat terus diadakan secara rutin, bukan hanya di lembaga mereka tetapi juga di sekolah atau TPA lain di Bekasi dan sekitarnya. Para orang tua yang hadir menyampaikan bahwa anak-anak pulang dengan membawa cerita baru yang penuh nilai, bahkan beberapa dari mereka langsung mengulang pesan yang diajarkan Kak Harris di rumah. Ini menunjukkan bahwa dongeng bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga medium pembelajaran moral yang sangat efektif.
Dengan meningkatnya berbagai bentuk kenakalan anak di Bekasi, langkah-langkah preventif seperti sosialisasi ini diharapkan mampu menjadi benteng awal bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan sosial yang semakin kompleks. Pendidikan karakter sejak dini bukan hanya tugas sekolah atau guru, tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Melalui kolaborasi seperti ini, diharapkan anak-anak Bekasi dapat tumbuh menjadi generasi yang lebih kuat, lebih berani menjaga diri, dan lebih siap menghadapi masa depan.