Presnews.my.id|Sampang – Skandal jatah makan-minum (mamin) di Rutan Kelas II B Sampang kian panas dan menyeruak ke publik. Setelah keluarga narapidana berulang kali menjerit soal kualitas makanan yang dianggap jauh dari layak, kini giliran Gerakan Aktivis Sosial Indonesia (GASI) yang turun gelanggang dengan ultimatum keras, Kamis (18/9/2025).
Wakil Ketua GASI, H. Sujai, yang juga menjabat Ketua L-KPK Mawil Madura, menyentil keras gaya pencitraan murahan pihak Rutan. Menurutnya, Karutan lebih sibuk memoles citra di media sosial ketimbang menunaikan kewajiban memenuhi hak dasar warga binaan.
“Foto-foto yang dipamerkan seolah menu hotel berbintang. Kenyataannya, makanan yang disajikan tak layak konsumsi. Untuk makan pagi saja, mantan napi bilang, kucing pun ogah makan! Jangan main-main dengan uang negara. Publik berhak tahu kebenarannya!” tegas Sujai dengan suara lantang.
GASI bukan organisasi kecil. Di dalamnya tergabung Lakbandra, L-KPK, Ormas Macan Asia Indonesia (MAI), KPK Nusantara, hingga Team Garuda08. Dukungan moral juga datang dari Komunitas Jurnalis Jawa Timur yang ikut menyoroti dugaan skandal mamin serta arogansi pejabat Rutan.
Langkah konkret sudah disiapkan. GASI menegaskan bakal menyeret kasus ini ke Kanwil Kemenkumham Jawa Timur di Surabaya. Jika Karutan dan jajarannya tetap bungkam, laporan resmi akan dilayangkan tanpa kompromi.
“Kalau Rutan masih menutup mulut, kami akan naikkan kasus ini ke level nasional. Jangan kira publik bisa ditipu dengan pencitraan basi,” ancam Sujai.
Skandal mamin makin janggal setelah muncul insiden baru. Sejumlah wartawan yang mencoba meminta klarifikasi justru diperlakukan kasar oleh Karutan Kamesworo. Alih-alih memberi jawaban, Karutan malah membentak jurnalis di muka umum.
Tindakan itu sontak menuai kecaman. Selain dianggap tak beretika, sikap arogan Karutan diduga melanggar UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yang secara tegas menjamin kebebasan jurnalis dalam mencari dan menyampaikan informasi.
“Membentak wartawan saat menjalankan tugas adalah pelecehan profesi sekaligus bentuk perlawanan terhadap hukum. Kami tidak akan tinggal diam,” tegas Sujai lagi.
Hingga berita ini diterbitkan, Rutan Kelas II B Sampang memilih bungkam. Tak ada klarifikasi, tak ada data, hanya diam seribu bahasa.
Kini desakan agar Rutan membuka data makin membesar. Dari keluarga napi, aktivis, ormas, lembaga sosial hingga komunitas pers, semua bersuara lantang. Publik pun makin yakin, ada sesuatu yang sengaja ditutupi dari dapur Rutan Sampang.
Jika Rutan dan Kanwil tetap berlagak tuli, GASI memastikan akan mengeskalasi kasus ini ke DPR RI dan Ombudsman Republik Indonesia. Pilihan untuk Karutan hanya dua: buka data secara transparan atau mundur dengan malu.(Wir)