Presnews.my.id/Sampang – Proyek Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Bintang Maulana di Desa Komis, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, kembali menuai sorotan publik. Alih-alih memperkuat kebutuhan pengairan pertanian, proyek senilai Rp195 juta ini justru diduga dikerjakan asal-asalan.
Sejumlah warga Dusun Totongan mengaku kecewa melihat langsung kondisi di lapangan. Proyek yang seharusnya memberi harapan bagi petani justru penuh kejanggalan. Tidak adanya galian memadai hingga dugaan penggunaan material yang tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) menjadi sorotan tajam masyarakat.
Kualitas pengerjaan pun dipertanyakan. Adukan semen dan pasir diduga jauh dari standar. Bahkan ditemukan bagian yang hanya ditempel seadanya atau sekadar “main teplok”. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran serius bahwa bangunan tidak akan bertahan lama dan akhirnya merugikan petani.
“Pekerjaan HIPPA itu jelas asal jadi. Dana besar, tapi hasilnya mengecewakan. Ujung-ujungnya, petani lagi yang jadi korban,” tegas seorang warga setempat yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Masyarakat menilai praktik semacam ini adalah bentuk pembiaran terhadap proyek desa yang rawan penyimpangan dan berpotensi korupsi. Mereka mendesak pemerintah daerah, aparat pengawas, hingga aparat penegak hukum untuk turun tangan melakukan pemeriksaan menyeluruh.
“Proyek harus sesuai aturan. Jangan sampai uang ratusan juta hanya jadi bancakan segelintir orang, sementara petani yang menanggung kerugian,” lanjut warga tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak pelaksana proyek maupun instansi terkait belum dapat dikonfirmasi. Publik kini menunggu langkah konkret aparat berwenang memastikan proyek HIPPA Bintang Maulana benar-benar memberi manfaat, bukan sekadar meninggalkan kekecewaan.(Jai/Tim)
