“GASI Bongkar Kemunafikan di Balik Isu Cukai: Pembela Rakyat Kecil Tapi Langgar Aturan”

“GASI Bongkar Kemunafikan di Balik Isu Cukai: Pembela Rakyat Kecil Tapi Langgar Aturan”

Jumat, 17 Oktober 2025, Oktober 17, 2025

 


Presnews.my.id|Madura- Polemik soal industri rokok lokal kembali menghangat. Di tengah gencarnya penertiban rokok ilegal oleh aparat Bea Cukai, muncul sejumlah pihak yang ramai bersuara atas nama   “nasib rakyat kecil”.   Namun di balik retorika tersebut, banyak yang dinilai hanya mencari pembenaran atas praktik pelanggaran yang merugikan negara dan mematikan iklim usaha yang sehat.


Gabungan Aktivis Sosial Indonesia (GASI) menyoroti fenomena itu dengan nada tegas. Melalui salah satu anggotanya, Hariansyah, GASI menyebut bahwa keberpihakan terhadap pelaku usaha kecil tidak bisa diwujudkan lewat teriakan populis atau narasi emosional semata.


    “Kalau benar peduli pada rakyat, jangan cuma berkoar minta kebijakan khusus. Tunjukkan dulu bahwa pelaku usaha siap dibina dan mau tertib,” tegas Hariansyah, Kamis (16/10/2025).


Ia menilai, terlalu sering muncul tokoh yang mengatasnamakan perjuangan rakyat, padahal di lapangan justru menutup mata terhadap pelanggaran aturan.


    “Kalau cuma pandai menggiring opini tapi tak mau ikut aturan, itu bukan perjuangan – itu pembenaran,” sindirnya tajam.


Lebih lanjut, Hariansyah menegaskan bahwa langkah Bea Cukai Jawa Timur dalam menertibkan rokok ilegal bukan bentuk kesewenang-wenangan, melainkan tanggung jawab negara menjaga keseimbangan antara keberlangsungan usaha kecil yang patuh dan penerimaan negara yang sah.


     “Pemerintah tidak menutup mata. Tapi jangan berharap dilindungi kalau dasar kepatuhan saja tidak dijalankan. Jangan teriak minta diperhatikan kalau tak mau ditata,” lanjutnya.


Menurut   GASI,   keberpihakan terhadap petani tembakau dan buruh pabrikan kecil semestinya diwujudkan lewat langkah konkret, bukan manuver politik atau ajang pencitraan.


     “Kalau mau membela petani dan buruh, ayo duduk bareng, cari solusi nyata. Bukan audensi pencitraan dan kalimat manis di media,” tegasnya lagi.


Ia juga mengingatkan, peredaran rokok ilegal bukan sekadar soal pelanggaran administrasi, tetapi ancaman serius bagi persaingan sehat.


    “Yang tertib jadi korban, yang nakal malah bersuara paling keras. Ini yang harus diluruskan,” ujarnya.


Di akhir pernyataannya,  GASI   menyerukan agar semua pelaku usaha kecil berani membuktikan keseriusan mereka untuk tertib dan mau dibina.


    “Kalau memang ingin dilindungi,  ayo ikut dibina.  Tapi kalau tak mau,  jangan salahkan negara kalau bertindak,” pungkas Hariansyah menutup pernyataannya.(Tim) 

TerPopuler