Sampang, Presnews.my.id – Menanggapi polemik tidak diikutsertakannya cabang olahraga (cabor) pencak silat dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Sampang memberikan klarifikasi.
Melalui Wakil Sekretaris KONI Sampang, Moh. Yusuf, pihaknya membantah adanya tudingan pilih kasih atau diskriminasi terhadap cabor pencak silat yang berada di bawah naungan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Ia menegaskan bahwa pihak KONI telah berupaya memfasilitasi seluruh cabor untuk mengikuti Porprov, termasuk pencak silat.
“Bukan kami menganaktirikan. Kami sudah memanggil pihak IPSI, namun kenyataannya dari mereka sendiri yang tidak siap, tidak sanggup, dan tidak memenuhi syarat administratif. Pendaftaran Porprov sekarang dilakukan secara online, bukan manual lagi, dan ada tenggat waktu yang jelas. Saat waktu pendaftaran ditutup, baru pihak IPSI mengkonfirmasi ingin ikut. Ya tidak bisa begitu, Mas,” jelasnya, Selasa (01/07).
Moh. Yusuf yang akrab disapa Bang Ucup juga menyampaikan bahwa pihak KONI Sampang hanya bertindak sebagai fasilitator, bukan sebagai penentu teknis pendaftaran atau seleksi.
“Kalau ingin protes, ya silakan langsung ke panitia Porprov Jatim. Kami di KONI hanya peserta yang memfasilitasi cabor-cabor,” tegasnya.
Ia juga menyinggung keterbatasan anggaran hibah KONI Sampang yang menurutnya masih sangat minim dibanding kabupaten lain.
“Anggaran kita cuma Rp1,7 miliar, itu pun belum dana murni. Coba bandingkan dengan Bangkalan yang sudah mencapai Rp4,5 miliar dan dana murni. Jelas ini berdampak pada semua persiapan,” keluhnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum IPSI Sampang, Syaiful Arif, S.E., M.Pd., membantah semua pernyataan yang disampaikan oleh pihak KONI Sampang.
“Pernyataan dari Wasek KONI itu tidak ada yang benar. Pemanggilan dari KONI itu dilakukan setelah penetapan tanggal seleksi dan Kejurda. Sudah percuma karena akan merombak jadwal yang sudah kami susun jauh-jauh hari,” ujarnya.
Syaiful juga menantang KONI untuk menunjukkan bukti konkret atas pemanggilan yang disebut telah dilakukan beberapa kali.
“Kalau memang benar KONI sudah melakukan pemanggilan berulang kali, tolong tunjukkan tanggal-tanggalnya. Biar bisa kita buktikan dan duduk bareng. Jangan membuat seolah-olah kami yang tidak kooperatif. Pernyataan itu justru menambah emosi,” tegasnya.
Hingga saat ini, belum ada titik temu antara KONI dan IPSI Sampang terkait polemik ini. Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak pada pembinaan atlet pencak silat ke depan jika tidak segera diselesaikan secara terbuka dan profesional.(Red)