Presnews.my.id|Sampang – Proyek Pemeliharaan Saluran Sekunder Kepai di Klampis, Desa Malakah, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, kembali memantik kemarahan publik. Proyek milik Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur dengan nilai kontrak Rp320.108.107 dan dilaksanakan oleh CV Birza Utama, diduga kuat dikerjakan asal-asalan berdasarkan temuan terbaru Tim Investigasi Media.
Berdasarkan hasil pantauan tim di lapangan, kondisi pekerjaan pada saluran sekunder tersebut jauh dari kata layak untuk ukuran proyek bernilai ratusan juta. Foto lapangan menunjukkan jelas tumpukan batu berwarna kuning pucat yang cenderung seperti batu urukan, bukan batu pasangan konstruksi. Batu-batu tersebut terlihat sekadar ditaruh di pinggir saluran, tanpa penyusunan teknis maupun pengikatan yang benar.
Di sisi lain, bagian pasangan yang sudah tertutup campuran semen tampak tidak merata dan terkesan dikerjakan terburu-buru. Sementara sisi saluran yang belum dikerjakan memperlihatkan void dan struktur yang tidak memenuhi standar teknis pemeliharaan konstruksi irigasi.
Salah satu anggota Tim Investigasi Media tak ragu mengecam keras kondisi tersebut:
“Ini bukan cuma janggal, tapi sangat memalukan! Batu urukan dipakai untuk pekerjaan konstruksi? Itu pelecehan terhadap standar teknis. Batu hanya ditaruh, tak ada kerapatan, tak ada kualitas adukan. Kalau seperti ini, bukan hanya uang rakyat yang dirampas, tapi keselamatan infrastruktur juga dipertaruhkan.”
Tak berhenti di situ, ketua tim turut memberikan komentar berani:
“Dengan nilai kontrak Rp320 juta, proyek ini seharusnya tampil solid. Tetapi yang kami lihat justru pekerjaan asal tumpuk. Kami menduga ada dugaan permainan anggaran. Temuan ini akan kami dalami dan jika diperlukan akan kami dorong ke ranah hukum.”
Proyek yang tertera pada papan informasi dimulai pada 27 Oktober 2025, namun progres di lapangan justru menunjukkan pelaksanaan yang tidak transparan dan jauh dari standar profesional.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak pelaksana belum memberikan klarifikasi meski telah diupayakan untuk dikonfirmasi. Sementara itu, warga sekitar berharap temuan ini menjadi awal dari penindakan tegas terhadap pekerjaannya yang terkesan "asal jadi".(Wir)

