Kalimantan Timur, Kutai Timur – Sangatta | Sabtu malam, 13 Desember 2025 Seorang pasien bernama Ibu Hasriani dinyatakan menderita penyakit tuberkulosis (TBC) setelah mendapat penjelasan langsung dari dokter Bakhtiar, Sp.PD, di Rumah Sakit Medika Sangatta. Menyusul hasil tersebut, pihak rumah sakit segera memindahkan pasien dari Ruang Gambir ke Ruang Isolasi Palem 3.
Pemindahan dilakukan sebagai langkah pencegahan guna melindungi pasien lain, mengingat penyakit TBC merupakan penyakit menular yang dapat menyebar dengan cepat melalui udara. Hal ini disampaikan dokter Bakhtiar kepada pihak keluarga pasien.
Beberapa jam setelah dipindahkan ke ruang isolasi, seorang perawat datang untuk mengantarkan obat yang disebutkan sebagai obat TBC. Selanjutnya, pada waktu subuh, perawat kembali melakukan pengambilan sampel darah menggunakan jarum suntik untuk pemeriksaan lanjutan guna memastikan perkembangan kondisi TBC yang diderita pasien.
Tak lama berselang, pemeriksaan darah kembali dilakukan menggunakan alat tes untuk mengetahui kadar gula darah pasien sebagai bagian dari pemeriksaan medis lanjutan.
Kurniati, anak dari Ibu Hasriani, mengaku sangat terkejut setelah mendengar penjelasan dari dokter maupun beberapa perawat terkait riwayat penyakit TBC yang diderita ibunya.
“Saya benar-benar kaget mendengar penjelasan dari pihak rumah sakit mengenai penyakit TBC ibu saya,” ujar Kurniati kepada Samsul, anggota Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI).
Ia juga menuturkan bahwa petugas medis yang berjaga mengingatkan agar Ibu Hasriani dan keluarga yang mendampingi selalu menggunakan masker. Imbauan tersebut bertujuan untuk mencegah penularan penyakit kepada anggota keluarga lain, termasuk suami dan anak pasien.
Pihak rumah sakit hingga kini terus melakukan pemantauan intensif terhadap kondisi Ibu Hasriani sesuai dengan prosedur medis yang berlaku.
(Samsul Daeng Pasomba.PPWI)
