“FPRB Sampang–SKK Migas HCML Tanam Bidara di Mandangin, Perkuat Ketahanan Lingkungan Pesisir”

“FPRB Sampang–SKK Migas HCML Tanam Bidara di Mandangin, Perkuat Ketahanan Lingkungan Pesisir”

Minggu, 21 Desember 2025, Desember 21, 2025

Presnews.my.id|Sampang – Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Sampang bersama SKK Migas–Husky CNOOC Madura Limited (HCML) menggelar aksi penanaman pohon bidara di Desa Pulau Mandangin,  Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat ketahanan lingkungan sekaligus upaya preventif menghadapi ancaman bencana di wilayah pesisir, Minggu (21/12/2025).



Ketua FPRB Kabupaten Sampang, Hasan Jailani, menegaskan bahwa penanaman pohon bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan bagian dari gerakan berkelanjutan yang menyasar kawasan rawan bencana di wilayah Sampang. Sejumlah kecamatan menjadi fokus utama, di antaranya Jrengik, Tambelangan, Karangpenang, Kecamatan Sampang, termasuk Pulau Mandangin.


“Selama lima hingga enam tahun terakhir, kami konsisten melakukan penanaman sekaligus perawatan pohon. Hingga saat ini, totalnya sudah lebih dari 11 ribu pohon yang tersebar di berbagai titik,” tegas Hasan Jailani, Sabtu (20/12).


Ia menjelaskan, gerakan tersebut mengusung konsep pentahelix dengan melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media. Menurutnya, mitigasi bencana harus dimulai dari kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan, bukan sekadar respons setelah bencana terjadi.


“Apa yang terjadi di Sumatera harus menjadi peringatan keras bagi kita semua. Alam tidak boleh terus dipaksa tanpa upaya menjaga keseimbangannya,” ujarnya.


Di Pulau Mandangin sendiri, sebanyak 150 pohon bidara ditanam sebagai tahap awal. Pemilihan tanaman bidara dinilai tepat karena sesuai dengan karakter tanah Mandangin sekaligus telah menjadi identitas lokal masyarakat pulau.


“Ini merupakan tahap uji komitmen. Jika perawatannya berjalan baik dan pohon tumbuh optimal, maka penanaman akan kami tingkatkan,” jelasnya.


Selain persoalan penghijauan, FPRB juga menyoroti berbagai permasalahan klasik yang masih dihadapi masyarakat Mandangin, mulai dari keterbatasan air bersih yang cenderung payau, persoalan sampah pesisir, ketergantungan listrik pada mesin diesel, hingga ancaman kerusakan ekosistem laut akibat pengerukan pasir yang berlebihan.


“Banyak bencana lahir dari kelalaian manusia sendiri. Penanaman ini menjadi pengingat bahwa menjaga alam adalah tanggung jawab bersama,” tukas Hasan.


Sementara itu, Manager Regional Office and Relations HCML, Hamim Tohari, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Pelibatan dan Pengembangan Masyarakat (PPM) SKK Migas–HCML Tahun 2025.


“Total sebanyak 13 ribu pohon kami tanam di Pulau Madura. Dari jumlah itu, 11 ribu pohon berada di Kabupaten Sampang dan dua ribu pohon di Kabupaten Sumenep,” ungkap Hamim.


Di Kabupaten Sampang, penanaman dilakukan di 18 titik yang tersebar dari wilayah hulu hingga hilir berdasarkan rekomendasi FPRB. Lokasi tersebut mencakup Pulau Mandangin, Kecamatan Karangpenang, Banyuates, Jrengik, serta sejumlah wilayah lainnya.


Menurut Hamim, Pulau Mandangin dipilih sebagai lokasi prioritas setelah melalui pembahasan bersama Pemerintah Kabupaten Sampang. Dari berbagai alternatif tanaman, bidara disepakati karena memiliki kualitas unggul dan berpotensi memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.


“Bidara Mandangin dikenal lebih besar dan rasanya lebih manis. Jadi ini bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi,” jelasnya.


Ia menegaskan bahwa keberhasilan program sangat bergantung pada perawatan yang berkelanjutan. “Menanam itu relatif mudah, tetapi merawatnya yang menantang. Jika dijaga dengan baik, program ini akan kami kembangkan lebih luas,” katanya.


Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi, melalui Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setkab Sampang, Sudarmanta, menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut. Menurutnya, penanaman pohon bidara sejalan dengan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga ketahanan lingkungan Pulau Mandangin.


“Program ini sangat tepat dan strategis. Selain memperkuat struktur tanah Pulau Mandangin, juga memberikan manfaat jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.


Penanaman bidara di Pulau Mandangin bukan sekadar menumbuhkan pohon, melainkan menanam kesadaran kolektif bahwa keberlangsungan hidup masyarakat pesisir sangat ditentukan oleh cara manusia memperlakukan alamnya. Dari tanah yang dirawat dan lingkungan yang dijaga, diharapkan tumbuh masa depan Mandangin yang lebih aman, lestari, dan berkelanjutan.

(Wir)

TerPopuler